MATERI INFORMATIKA BAB II : BERPIKIR KOMPUTASI

MATERI INFORMATIKA BAB II : BERPIKIR KOMPUTASI

 


PENGANTAR COMPUTATIONAL THINKING

        Istilah berpikir komputasi dalam bahasa inggris disebut juga dengan kata Computational thinking. Secara umum Computational thinking adalah sebuah kemampuan berpikir untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara menyeluruh, logis dan teratur. Dengan kata lain, berpikir komputasi bukan berarti kita dituntut untuk berpikir layaknya komputer. Namun diharapkan kita mampu berpikir layaknya ilmuwan-ilmuwan hebat penemu komputer.

        Selain itu berpikir komputasi merupakaan sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran dalam pengembangan aplikasi komputer.

        Berpikir komputasi  adalah proses berpikir  untuk  memformulasikan  persoalan  dan  solusinya,  sehingga solusi  tersebut  secara  efektif  dilaksanakan  oleh  sebuah  agen  pemroses informasi, yaitu bisa berupa “komputer”, robot, atau manusia. Dengan demikian, kita akan belajar bagaimana menyelesaikan berbagai persoalan dengan cara yang efektif dan eisien.

        Berpikir komputasi dapat melatih otak kita untuk terbiasa berpikir secara logis, kratif dan tersturktur. Contoh beberapa penemuan dengan cara berpikir komputasi : kalkulator, pembayaran secara online, belajar online, dan erbagi informasi dengan cepat.

        Sejarah Berpikir Komputasi sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Seymour Papert pada tahun 1980 sampai tahun 1996. Kemudian pada tahun 2014, pemerintah Inggris memasukkan materi pemrograman ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah. Hal ini bertujuan bukan untuk mencetak pekerja software (programmer) secara massif, tetapi untuk mengenalkan Computational Thinking (berpikir Komputasi) sejak dini pada siswa.

        Ada 4 metaode dan proses berpikir untuk penyelesaian persoalan dengan menerapkan, yakni Dekomposisi dan formulasi, Abstraksi, Algoritma dan Pengenalan pola persoalan.
1. Dekomposisi (Decomposing)
    Dekomposisi adalah memecah suatu masalah menjadi beberapa masalah. Hal ini bertujuan agar masalah yang lebih kecil akan lebih mudah dikelola dan dipecahkan. 

2. Abstraksi (Absstraction)
    Abstraksi adalah menyarikan bagian penting dari suatu permasalahan dan mengabaikan yang tidak penting, sehingga memudahkan fokus kepada solusi. Dengan kata lain abstraksi merupakan kemampuan memilah informasi yang kompleks menjadi lebih sederhana atau membuat informasi lebih bersifat general sehingga memudahkan untuk menjelaskan suatu ide atau gagasan.     

3. Algoritma (Algorithms)
    Algoritma yaitu menuliskan otomasi solusi melalui berpikir algoritmik (langkah­langkah yang terurut).

4. Pengenalan  pola (Pattern Recognition)
    Pengenalan  pola merupakan kemampuan untuk melihat persamaan atau perbedaan pola, tren, dan keteraturan dalam data yang nantinya akan digunakan dalam membuat prediksi dan penyajian data.

        Secara operasional, keempat fondasi berpikir tersebut dijabarkan lagi menjadi definisi operasional yang didefinisikan oleh CSTA, seperti berikut :
a. Memformulasikan  persoalan  sehingga  dapat  menentukan  solusinya, baik yang akan diselesaikan dengan bantuan komputer, atau perkakas lainnya.
b. Mengorganisasikan dan menganalisis data secara logis.
c. Merepresentasikan data melalui abstraksi dalam bentuk model, dan melakukan simulasi.
d. Melakukan otomasi solusi dengan menyusun algoritma.
e. Mengidentifikasi,  menganalisis,  dan  mengimplementasi  solusi  yang mungkin diperoleh, dengan tujuan agar langkah dan sumberdayanya efisien dan efektif.
f. Melakukan  generalisasi  dan  mentransfer  proses  penyelesaian persoalan  untuk  dapat  menyelesaikan  persoalan­persoalan  yang sejenis.


Contoh Kegiatan Berpikir Komputasi


Untuk mendapatkan file di atas silahkan klik tombol di bawah ini :

Posting Komentar

0 Komentar